BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kencing manis
atau penyakit gula, sudah dikenal sejak lebih kurang dua ribu tahun yang lalu.
Pada waktu itu, dua ahli kesehatan Yunani yaitu Celcus dan Areteus, memberikan
nama atau sebutan diabetes pada orang yang menderita banyak minum dan banyak
kencing. Oleh karena itu, hingga saat ini penderita banyak minum dan banyak
kencing tersebut, dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah Diabetes Mellitus (bahasa Latin: diabetes = penerusan; mellitus = manis).
Diabetes
mellitus (DM) merupakan gangguan
kesehatan yang sudah lama dikenal di
kalangan masyarakat, khususnya keluarga ‘berbadan besar’ (kegemukan) akibat
gaya hidup (life style) dan pola makan yang tidak sehat. Diabetes Mellitus (DM)
terjadi karena adanya gangguan endokrin yang paling umum. Ini menunjukkan berbagai
komplikasi multisistem melibatkan pembuluh darah, kulit, mata, ginjal, dan
sistem saraf selama proses penyakit.
Saat ini, Diabetes Mellitus (DM) menjadi salah satu
penyakit tidak menular yang mendapat perhatian di bidang kesehatan, baik dari
pemerintah maupun masyarakat, akibat makin tingginya angka prevalensi kematian
di dunia. Prevalensi penduduk dunia dengan DM diperkirakan mencapai 125 juta
per tahun. Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di Negara
berkembang dibandingkan dengan negara maju. Di Indonesia, prevalensi DM
diperkirakan 1,2%-2,3% dari penduduk usia lebih dari 15 tahun (M.N. Bustan, )
dan jumlahnya diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, bila tidak ada
kesadaran dari masyarakat untuk mengubah pola makan dan pola hidup yang tidak
sehat.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan Diabetes Melitus (DM) ?
2. Apa
saja yang menjadi faktor resiko Diabetes Melitus (DM) ?
3. Bagaimana
diagnosis Diabetes Mellitus (DM) ?
4. Bagaimana
upaya pencegahan dan pengelolaan Diabetes Mellitus (DM) ?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan yang harus dicapai adalah sebagai berikut
:
1. Untuk
mengetahui pengertian Diabetes Mellitus (DM) ?
2. Untuk
mengetahui dan memahami faktor resiko Diabetes Mellitus (DM)
3. Untuk
mengetahui dan memahami diagnosis Diabetes Mellitus (DM)
4. Untuk
mengetahui dan memahami upaya pencegahan dan pengelolaan Diabetes Mellitus (DM)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
dan Klasifikasi Diabetes
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolik
dengan etiologi multifaktoral. Penyakit ini ditandai oleh hiperglikemia kronis
dan mempengaruhi metabolisme metabolisme karbohidrat, protein serta lemak.
Patofisiologi DM berpusat pada gangguan sekresi insulin dan atau gangguan kerja
insulin (Michael J. Gibney,dkk, 2008).
Diabetes is a chronic disease that affects the way
body cells convert food into energy. Diabetes can be controlled but as yet
cannot be cured. In the normal digestive process carbohydarates are changed to
a sugar called glucose, absorbed into
the blood,and delivered to body cells.Normally,with the help of insulin, a
hormone produced in the pancreas,glucose is converted into energy for use by
the cells. In the case of diabetes,this process is interrupted (Mary Bronson
Merki,Ph.D,dkk, 1982).
Klasifikasi diabetes meliputi berbagai stadium
klinis dan tipe etiologi penyakit DM serta kategori hiperglikemia lainnya.
Klasifikasi etiologi kelainan glikemia (diabetes mellitus) yaitu :
a. Tipe
1
Ditandai dengan
kegagalan produksi insulin yang parsial atau total oleh sel-sel β pankreas.
Faktor penyebab masih belum dimengerti dengan jelas tetapi beberapa virus
tertentu, penyakit autoimun,dan faktor-faktor genetik mungkin turut berperan.
b. Tipe
2
Ditandai dengan
resistensi insulin ketika hormone insulin diproduksi dengan jumlah yang tidak
memadai atau dengan bentuk yang tidak efektif. Ada korelasi genetik yang kuat
pada tipe diabetes ini dan proses terjadinya berkaitan erat dengan obesitas.
c. Tipe
spesifik lainnya
Defek genetik pada
fungsi sel –β, defek genetik pada kerja insulin, penyakit pada kelenjar
eksokrin pankreas endokrinopati. ditimbulkan oleh obat-obatan atau zat kimia,
infeksi. Bentuk immune-mediataed diabetes
yang langka, kadang-kadang sindrom genetika lain yang disertai diabetes .
d. Diabetes
gestasional
Bentuk diabetes yang
terjadi selama kehamilan. Kebanyakan,tapi tidak semuanya,akan sembuh setelah
melahirkan.
B. Faktor
Resiko Diabetes
Diabetes mellitus (DM) atau biasa dikenal dengan
kencing manis merupakan penyakit yang
dapat menyerang semua kalangan dan usia. Penyebab terjadinya Diabetes mellitus
(DM) belum diketahui secara pasti. Namun, secara garis besar, ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Diabetes mellitus, yaitu faktor lingkungan yang meliputi obat, virus, toksisitas,
faktor genetik atau keturunan, serta faktor pencetus seperti kegemukan atau
kelebihan makan, atau kekurangan makan, kurang gerak, kehamilan kekurangan
produksi insulin atau penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin
(Surbekti, 1999 dalam Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati 2008).
Meskipun semua manusia beresiko menderita Diabetes
mellitus, ada beberapa kelompok atau kategori yang beresiko tinggi terhadap
Diabetes mellitus antara lain sebagai berkut:
1. Usia
> 45 tahun.
2. Berat
badan lebih (BBR > 110% atau IMT > 25 kg/m).
3. Hipertensi
( >140/90 mmHg).
4. Ibu
dengan riwayat melahirkan bayi > 4000 gram.
5. Pernah
diabetes sewaktu hamil.
6. Riwayat
keturunan Diabetes mellitus.
7. Kolesterol
HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250 mg/dl.
8. Kurang
aktivitas fisik.
9. Faktor
ekonomi, terutama pada masalah tidak terpenuhinya nutrisi (Nina Rahmadiliyani dan Abi Muhlisin, 2008).
10. Merokok
dan Stress.
11. Kerusakan
pada sel pankreas
C. Diagnosis
Diabetes
Gejala DM seperti rasa haus serta poliuria (banyak
berkemih), polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan) . Standarisasi
kriteria bagi penegakan diagnosis dan klasifikasi DM yang diusulkan oleh the
National Diabetes Data Group of the USA (NDDG) dan komite pakar pada WHO
menghasilkan keseragaman hingga taraf tertentu bagi berbagai penelitian global
terhadap kelainan metabolik tersebut. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan
75 gram glukosa digunakan untuk membedakan antara DM dan bukan DM.
Cara penegakan diagnosis Diabetes
Mellitus adalah sebagai berikut :
1. Hasil
pemeriksaan glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl (11,1mmol/l)
2. FPG
(kadar glukosa puasa) ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/l)
3. Glukosa
plasma 2 jam setelah makan ( 2 jam pp) ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/l) selama
pelaksanaan TTGO
4. Untuk
keperluan skrining pada populasi dapat di gunakan criteria kadar glukosa puasa
atau 2 jam pp sesudah pemberian per oral 75 gram glukosa.
Untuk ibu hamil dengan usia kehamilan antara 24 dan
28 minggu, The American Diabete Assosiation (ADA) merekomendasikan skrining
dengan mengukur kadar glukosa plasma 1 jam sesudah pemberian oral 50 gram.
D. Upaya
Pencegahan Dan Pengelolaan Diabetes
Diabetes
mellitus merupakan alah satu penyakit yang bersifat genetik. Oleh karena itu,
diperlukan upaya pencegahan dan pengelolaan untuk dapat mengurangi resiko
penurunan penyakit diabetes mellitus pada keturunan. Adapun upaya epidemiologis
yang dapat dilakukan meliputi:
1. Upaya
pencegahan.
Upaya pencegahan dilakukan dengan tujuan
agar kelompok yang beresiko terpapar diabetes mellitus tidak jatuh menjadi
kasus DM yang baru. Tindakan pencegahan dapat dilakukan melalui upaya khusus,
seperti pembentukan konsultan gizi. Selain itu, upaya pencegahan dapat
dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui kesadaran untuk mengubah kebiasaan
buruk yang dapat memicu timbulnya Diabetes mellitus, seperti merokok, makan
makanan berkolesterol tinggi, malas berolahraga, mengonsumsi makanan ringan
(junk food), kurang mengonsumsi makanan berserat, dan pola hidup yang tidak
sehat lainnya.
2. Upaya
pengelolaan.
Seperti
kita ketahui, Diabetes tidak dapat diobati. Namun, dapat dikontrol untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya komplikasi sehingga penderita dapat terbebas dari
keluhan serta gejalah diabetes.
Pengelolaan
Diabetes mellitus merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam penanganan
Diabetes mellitus. Keberhasilan penanganan Diabetes mellitus tergantung pada 4
(empat) pilar utama dalam pengelolaan Diabetes mellitus, yaitu : penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani atau fisik
pengobatan, Dalam hal pengobatan,
penderita Diabetes mellitus diharapkan dapat mengakses pelayanan pengobatan,
memilih dan memakai bentuk pengobatan yang sesuai dan patuh melaksanakan upaya
pengobatan, serta makan obat sesuai dengan petunjuk klinis penyakitnya (M.N.
Bustan, 2007).
Penanganan diabetes mellitus meliputi:
1. Terapi
gizi yang mencakup modifikasi diet.
2. Exercise
atau olahraga. Latihan fisik secara teratur akan memperbaiki metabolisme
glukosa dan sensitifitas insulin, memperbaiki tekanan darah dan liquid darah.
3. Manajemen
obat. Untuk mengendalikan hiperglikemia, diperlukan Obat Hipeglikemik Oral
(OHO) dalam pengobatan DM tipe 2.
4. Edukasi
DM.
Terapi
diit adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita DM. Tanpa
pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan sepanjang hari,
sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal.Bila dibiarkan
dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan komplikasi baik akut atau kronis,
yang pada akhirnya dapat membahayakan keselamatan penderita DM sendiri atau
mempengaruhi produktivitas kerja.
Untuk
mencegah Diabetes Mellitus (DM) dapat pula diterapkan hidup sehat sedini
mungkin dengan mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang
dengan meningkatkan konsumsi sayuran, buah dan serat, membatasi makanan yang
tinggi karbohidrat, protein dan lemak, mempertahankan BB yang normal sesuai
dengan umur dan tinggi badan (TB) serta olah raga (OR) teratur sesuai umur dan
kemampuan. Hal ini merupakan peringatan untuk selalu menerapkan pola makan
mengacu pada gizi seimbang, melakukan olahraga teratur, agar terhindari dari
penyakit DM.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus (DM) adalah
penyakit kronik multifaktoral yang mempengaruhi metabolisme pada karbohidrat
dan protein akibat hiperglikemia kronik. Penyakit ini tadak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengelolaan / kontrol pada
penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi.
B.
Saran.
Untuk
mencegah Diabetes Mellitus (DM) harus diterapkan pola hidup sehat, seperti :
melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang berserat, menghindari
merokok, dan menghindari stress. Peran serta mastyarakat dalam mencegah dan
mengelola Diabetes Mellitus harus ditingkatkan, terutama pada keluarga
penderita dan tenaga kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bustan.
M.n. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular. Rineka Cipta : Jakarta
Direktur Gizi
Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan
RI. 2003. Peran Diit Dalam Penanggulangan
Diabete. Diakses 5 Oktober 2010
Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC : Jakarta
Hassan,
Asim, dkk. 2010. A Case of Unilateral
Adrenal Hyperplasia. International Journal of Diabetes Mellitus : Saudi
Arabia.
International Journal of Diabetes Mellitus. 2010. Diabetes epigenetics : Fact or Fiction.
www. Elsevier. Com/ locate/ijdm, 5 oktober 2010.
Merki,
Mary Bronson. 1982. Health A Guide to
Wellness. Glencoe : New York.
Rahmadiliyani, Nina, dkk. 2008. Hubungan antara Pengetahuan Tentang Penyakit dan Komplikasi pada
Penderita Diabetes Melitus dengan Tindakan Mengontrol Kadar Gula Darah di
Wilayah Kerja Puskesmas di Gatak Sukoharjo. http://eprints.ums.ac.id/1596/1/64-72.pdf,
5 Oktober 2010.
S.,
Mahajan. 2003. Cutaneous Manifestation of
Diabetes Melitus. http://www.ijdvl.com/article.asp?issn=0378-6323;year=2003;volume=69;issue=2;spage=105;epage=108;aulast=Mahajan,
6 Oktobe 2010.
Turya.
2010. Karya Tulis Ilmiah : Diabetes
Mellitus. http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/karya-tulis-ilmiah-diabetes-melitus.html,
diakses 5 Oktober 2010.
Zulaekah, Siti , dkk. 2008. Pendidikan
Kesehatan dan Gizi pada Kelompok Ibu-ibu Pkk dalam Meningkatkan Pengetahuan
Tentang Penyakit Diabetes Melitus. http://eprints.ums.ac.id/1041/1/2008v1n2-a3.pdf,
5 Oktober 2010.