Pages

Dasar-Dasar Gizi Tentang Diabetes Mellitus


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kencing manis atau penyakit gula, sudah dikenal sejak lebih kurang dua ribu tahun yang lalu. Pada waktu itu, dua ahli kesehatan Yunani yaitu Celcus dan Areteus, memberikan nama atau sebutan diabetes pada orang yang menderita banyak minum dan banyak kencing. Oleh karena itu, hingga saat ini penderita banyak minum dan banyak kencing tersebut, dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah Diabetes Mellitus (bahasa Latin: diabetes = penerusan; mellitus = manis).
Diabetes mellitus (DM) merupakan  gangguan kesehatan  yang sudah lama dikenal di kalangan masyarakat, khususnya keluarga ‘berbadan besar’ (kegemukan) akibat gaya hidup (life style) dan pola makan yang tidak sehat. Diabetes Mellitus (DM) terjadi karena adanya gangguan endokrin yang paling umum. Ini menunjukkan berbagai komplikasi multisistem melibatkan pembuluh darah, kulit, mata, ginjal, dan sistem saraf selama proses penyakit.
Saat ini, Diabetes Mellitus (DM) menjadi salah satu penyakit tidak menular yang mendapat perhatian di bidang kesehatan, baik dari pemerintah maupun masyarakat, akibat makin tingginya angka prevalensi kematian di dunia. Prevalensi penduduk dunia dengan DM diperkirakan mencapai 125 juta per tahun. Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di Negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Di Indonesia, prevalensi DM diperkirakan 1,2%-2,3% dari penduduk usia lebih dari 15 tahun (M.N. Bustan, ) dan jumlahnya diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, bila tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk mengubah pola makan dan pola hidup yang tidak sehat.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan Diabetes Melitus (DM) ?
2.      Apa saja yang menjadi faktor resiko Diabetes Melitus (DM) ?
3.      Bagaimana diagnosis Diabetes Mellitus (DM) ?
4.      Bagaimana upaya pencegahan dan pengelolaan Diabetes Mellitus (DM) ?


C.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang harus dicapai adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian Diabetes Mellitus (DM) ?
2.      Untuk mengetahui dan memahami faktor resiko Diabetes Mellitus (DM)
3.      Untuk mengetahui dan memahami diagnosis Diabetes Mellitus (DM)
4.      Untuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan dan pengelolaan Diabetes Mellitus (DM)


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Klasifikasi Diabetes
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolik dengan etiologi multifaktoral. Penyakit ini ditandai oleh hiperglikemia kronis dan mempengaruhi metabolisme metabolisme karbohidrat, protein serta lemak. Patofisiologi DM berpusat pada gangguan sekresi insulin dan atau gangguan kerja insulin (Michael J. Gibney,dkk, 2008).
Diabetes is a chronic disease that affects the way body cells convert food into energy. Diabetes can be controlled but as yet cannot be cured. In the normal digestive process carbohydarates are changed to a sugar called glucose, absorbed into the blood,and delivered to body cells.Normally,with the help of insulin, a hormone produced in the pancreas,glucose is converted into energy for use by the cells. In the case of diabetes,this process is interrupted (Mary Bronson Merki,Ph.D,dkk, 1982).
Klasifikasi diabetes meliputi berbagai stadium klinis dan tipe etiologi penyakit DM serta kategori hiperglikemia lainnya. Klasifikasi etiologi kelainan glikemia (diabetes mellitus) yaitu :
a.       Tipe 1
Ditandai dengan kegagalan produksi insulin yang parsial atau total oleh sel-sel β pankreas. Faktor penyebab masih belum dimengerti dengan jelas tetapi beberapa virus tertentu, penyakit autoimun,dan faktor-faktor genetik mungkin turut berperan.
b.      Tipe 2
Ditandai dengan resistensi insulin ketika hormone insulin diproduksi dengan jumlah yang tidak memadai atau dengan bentuk yang tidak efektif. Ada korelasi genetik yang kuat pada tipe diabetes ini dan proses terjadinya berkaitan erat dengan obesitas.
c.       Tipe spesifik lainnya
Defek genetik pada fungsi sel –β, defek genetik pada kerja insulin, penyakit pada kelenjar eksokrin pankreas endokrinopati. ditimbulkan oleh obat-obatan atau zat kimia, infeksi. Bentuk immune-mediataed diabetes yang langka, kadang-kadang sindrom genetika lain yang disertai diabetes .

d.      Diabetes gestasional
Bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan. Kebanyakan,tapi tidak semuanya,akan sembuh setelah melahirkan.

B.     Faktor Resiko Diabetes
Diabetes mellitus (DM) atau biasa dikenal dengan kencing manis merupakan  penyakit yang dapat menyerang semua kalangan dan usia. Penyebab terjadinya Diabetes mellitus (DM) belum diketahui secara pasti. Namun, secara garis besar, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Diabetes mellitus, yaitu faktor lingkungan yang meliputi obat, virus, toksisitas, faktor genetik atau keturunan, serta faktor pencetus seperti kegemukan atau kelebihan makan, atau kekurangan makan, kurang gerak, kehamilan kekurangan produksi insulin atau penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin (Surbekti, 1999 dalam Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati 2008).
Meskipun semua manusia beresiko menderita Diabetes mellitus, ada beberapa kelompok atau kategori yang beresiko tinggi terhadap Diabetes mellitus antara lain sebagai berkut:
1.      Usia > 45 tahun.
2.      Berat badan lebih (BBR > 110% atau IMT > 25 kg/m).
3.      Hipertensi ( >140/90 mmHg).
4.      Ibu dengan riwayat melahirkan bayi > 4000 gram.
5.      Pernah diabetes sewaktu hamil.
6.      Riwayat keturunan Diabetes mellitus.
7.      Kolesterol HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250 mg/dl.
8.      Kurang aktivitas fisik.
9.      Faktor ekonomi, terutama pada masalah tidak terpenuhinya nutrisi (Nina Rahmadiliyani dan Abi Muhlisin, 2008).
10.  Merokok dan Stress.
11.  Kerusakan pada sel pankreas

C.     Diagnosis Diabetes
Gejala DM seperti rasa haus serta poliuria (banyak berkemih), polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan) . Standarisasi kriteria bagi penegakan diagnosis dan klasifikasi DM yang diusulkan oleh the National Diabetes Data Group of the USA (NDDG) dan komite pakar pada WHO menghasilkan keseragaman hingga taraf tertentu bagi berbagai penelitian global terhadap kelainan metabolik tersebut. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan 75 gram glukosa digunakan untuk membedakan antara DM dan bukan DM.
            Cara penegakan diagnosis Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut :
1.      Hasil pemeriksaan glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl (11,1mmol/l)
2.      FPG (kadar glukosa puasa) ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/l)
3.      Glukosa plasma 2 jam setelah makan ( 2 jam pp) ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/l) selama pelaksanaan TTGO
4.      Untuk keperluan skrining pada populasi dapat di gunakan criteria kadar glukosa puasa atau 2 jam pp sesudah pemberian per oral 75 gram glukosa.
Untuk ibu hamil dengan usia kehamilan antara 24 dan 28 minggu, The American Diabete Assosiation (ADA) merekomendasikan skrining dengan mengukur kadar glukosa plasma 1 jam sesudah pemberian oral 50 gram.

D.    Upaya Pencegahan Dan Pengelolaan Diabetes
Diabetes mellitus merupakan alah satu penyakit yang bersifat genetik. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan pengelolaan untuk dapat mengurangi resiko penurunan penyakit diabetes mellitus pada keturunan. Adapun upaya epidemiologis yang dapat dilakukan meliputi:
1.      Upaya pencegahan.
Upaya pencegahan dilakukan dengan tujuan agar kelompok yang beresiko terpapar diabetes mellitus tidak jatuh menjadi kasus DM yang baru. Tindakan pencegahan dapat dilakukan melalui upaya khusus, seperti pembentukan konsultan gizi. Selain itu, upaya pencegahan dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui kesadaran untuk mengubah kebiasaan buruk yang dapat memicu timbulnya Diabetes mellitus, seperti merokok, makan makanan berkolesterol tinggi, malas berolahraga, mengonsumsi makanan ringan (junk food), kurang mengonsumsi makanan berserat, dan pola hidup yang tidak sehat lainnya.
2.      Upaya pengelolaan.
Seperti kita ketahui, Diabetes tidak dapat diobati. Namun, dapat dikontrol untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi sehingga penderita dapat terbebas dari keluhan serta gejalah diabetes.
Pengelolaan Diabetes mellitus merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam penanganan Diabetes mellitus. Keberhasilan penanganan Diabetes mellitus tergantung pada 4 (empat) pilar utama dalam pengelolaan Diabetes mellitus, yaitu : penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani atau fisik pengobatan,  Dalam hal pengobatan, penderita Diabetes mellitus diharapkan dapat mengakses pelayanan pengobatan, memilih dan memakai bentuk pengobatan yang sesuai dan patuh melaksanakan upaya pengobatan, serta makan obat sesuai dengan petunjuk klinis penyakitnya (M.N. Bustan, 2007).

                        Penanganan diabetes mellitus meliputi:
1.      Terapi gizi yang mencakup modifikasi diet.
2.      Exercise atau olahraga. Latihan fisik secara teratur akan memperbaiki metabolisme glukosa dan sensitifitas insulin, memperbaiki tekanan darah dan liquid darah.
3.      Manajemen obat. Untuk mengendalikan hiperglikemia, diperlukan Obat Hipeglikemik Oral (OHO) dalam pengobatan DM tipe 2.
4.      Edukasi DM.
Terapi diit adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita DM. Tanpa pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan sepanjang hari, sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal.Bila dibiarkan dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan komplikasi baik akut atau kronis, yang pada akhirnya dapat membahayakan keselamatan penderita DM sendiri atau mempengaruhi produktivitas kerja.
Untuk mencegah Diabetes Mellitus (DM) dapat pula diterapkan hidup sehat sedini mungkin dengan mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang dengan meningkatkan konsumsi sayuran, buah dan serat, membatasi makanan yang tinggi karbohidrat, protein dan lemak, mempertahankan BB yang normal sesuai dengan umur dan tinggi badan (TB) serta olah raga (OR) teratur sesuai umur dan kemampuan. Hal ini merupakan peringatan untuk selalu menerapkan pola makan mengacu pada gizi seimbang, melakukan olahraga teratur, agar terhindari dari penyakit DM.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronik multifaktoral yang mempengaruhi metabolisme pada karbohidrat dan protein akibat hiperglikemia kronik. Penyakit ini tadak dapat disembuhkan, tetapi dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengelolaan / kontrol pada penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi.
B.     Saran.
Untuk mencegah Diabetes Mellitus (DM) harus diterapkan pola hidup sehat, seperti : melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang berserat, menghindari merokok, dan menghindari stress. Peran serta mastyarakat dalam mencegah dan mengelola Diabetes Mellitus harus ditingkatkan, terutama pada keluarga penderita dan tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA


Bustan. M.n. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta : Jakarta

Direktur Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI. 2003. Peran Diit Dalam Penanggulangan Diabete. Diakses 5 Oktober 2010

Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC : Jakarta

Hassan, Asim, dkk. 2010. A Case of Unilateral Adrenal Hyperplasia. International Journal of Diabetes Mellitus : Saudi Arabia.

International  Journal of Diabetes Mellitus. 2010. Diabetes epigenetics : Fact or Fiction. www. Elsevier. Com/ locate/ijdm, 5 oktober 2010.

Merki, Mary Bronson. 1982. Health A Guide to Wellness. Glencoe : New York.

Rahmadiliyani, Nina, dkk. 2008. Hubungan antara Pengetahuan Tentang Penyakit dan Komplikasi pada Penderita Diabetes Melitus dengan Tindakan Mengontrol Kadar Gula Darah di Wilayah Kerja Puskesmas di Gatak Sukoharjo. http://eprints.ums.ac.id/1596/1/64-72.pdf, 5 Oktober 2010.

S., Mahajan. 2003. Cutaneous Manifestation of Diabetes Melitus. http://www.ijdvl.com/article.asp?issn=0378-6323;year=2003;volume=69;issue=2;spage=105;epage=108;aulast=Mahajan, 6 Oktobe 2010.

Turya. 2010. Karya Tulis Ilmiah : Diabetes Mellitus. http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/karya-tulis-ilmiah-diabetes-melitus.html, diakses 5 Oktober 2010.

Zulaekah, Siti , dkk. 2008. Pendidikan Kesehatan dan Gizi pada Kelompok Ibu-ibu Pkk dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Penyakit Diabetes Melitus. http://eprints.ums.ac.id/1041/1/2008v1n2-a3.pdf, 5 Oktober 2010.


Dasar-Dasar Gizi Tentang Diabetes Mellitus


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kencing manis atau penyakit gula, sudah dikenal sejak lebih kurang dua ribu tahun yang lalu. Pada waktu itu, dua ahli kesehatan Yunani yaitu Celcus dan Areteus, memberikan nama atau sebutan diabetes pada orang yang menderita banyak minum dan banyak kencing. Oleh karena itu, hingga saat ini penderita banyak minum dan banyak kencing tersebut, dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah Diabetes Mellitus (bahasa Latin: diabetes = penerusan; mellitus = manis).
Diabetes mellitus (DM) merupakan  gangguan kesehatan  yang sudah lama dikenal di kalangan masyarakat, khususnya keluarga ‘berbadan besar’ (kegemukan) akibat gaya hidup (life style) dan pola makan yang tidak sehat. Diabetes Mellitus (DM) terjadi karena adanya gangguan endokrin yang paling umum. Ini menunjukkan berbagai komplikasi multisistem melibatkan pembuluh darah, kulit, mata, ginjal, dan sistem saraf selama proses penyakit.
Saat ini, Diabetes Mellitus (DM) menjadi salah satu penyakit tidak menular yang mendapat perhatian di bidang kesehatan, baik dari pemerintah maupun masyarakat, akibat makin tingginya angka prevalensi kematian di dunia. Prevalensi penduduk dunia dengan DM diperkirakan mencapai 125 juta per tahun. Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol perkembangannya di Negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Di Indonesia, prevalensi DM diperkirakan 1,2%-2,3% dari penduduk usia lebih dari 15 tahun (M.N. Bustan, ) dan jumlahnya diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, bila tidak ada kesadaran dari masyarakat untuk mengubah pola makan dan pola hidup yang tidak sehat.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan Diabetes Melitus (DM) ?
2.      Apa saja yang menjadi faktor resiko Diabetes Melitus (DM) ?
3.      Bagaimana diagnosis Diabetes Mellitus (DM) ?
4.      Bagaimana upaya pencegahan dan pengelolaan Diabetes Mellitus (DM) ?


C.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang harus dicapai adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian Diabetes Mellitus (DM) ?
2.      Untuk mengetahui dan memahami faktor resiko Diabetes Mellitus (DM)
3.      Untuk mengetahui dan memahami diagnosis Diabetes Mellitus (DM)
4.      Untuk mengetahui dan memahami upaya pencegahan dan pengelolaan Diabetes Mellitus (DM)


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Klasifikasi Diabetes
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolik dengan etiologi multifaktoral. Penyakit ini ditandai oleh hiperglikemia kronis dan mempengaruhi metabolisme metabolisme karbohidrat, protein serta lemak. Patofisiologi DM berpusat pada gangguan sekresi insulin dan atau gangguan kerja insulin (Michael J. Gibney,dkk, 2008).
Diabetes is a chronic disease that affects the way body cells convert food into energy. Diabetes can be controlled but as yet cannot be cured. In the normal digestive process carbohydarates are changed to a sugar called glucose, absorbed into the blood,and delivered to body cells.Normally,with the help of insulin, a hormone produced in the pancreas,glucose is converted into energy for use by the cells. In the case of diabetes,this process is interrupted (Mary Bronson Merki,Ph.D,dkk, 1982).
Klasifikasi diabetes meliputi berbagai stadium klinis dan tipe etiologi penyakit DM serta kategori hiperglikemia lainnya. Klasifikasi etiologi kelainan glikemia (diabetes mellitus) yaitu :
a.       Tipe 1
Ditandai dengan kegagalan produksi insulin yang parsial atau total oleh sel-sel β pankreas. Faktor penyebab masih belum dimengerti dengan jelas tetapi beberapa virus tertentu, penyakit autoimun,dan faktor-faktor genetik mungkin turut berperan.
b.      Tipe 2
Ditandai dengan resistensi insulin ketika hormone insulin diproduksi dengan jumlah yang tidak memadai atau dengan bentuk yang tidak efektif. Ada korelasi genetik yang kuat pada tipe diabetes ini dan proses terjadinya berkaitan erat dengan obesitas.
c.       Tipe spesifik lainnya
Defek genetik pada fungsi sel –β, defek genetik pada kerja insulin, penyakit pada kelenjar eksokrin pankreas endokrinopati. ditimbulkan oleh obat-obatan atau zat kimia, infeksi. Bentuk immune-mediataed diabetes yang langka, kadang-kadang sindrom genetika lain yang disertai diabetes .

d.      Diabetes gestasional
Bentuk diabetes yang terjadi selama kehamilan. Kebanyakan,tapi tidak semuanya,akan sembuh setelah melahirkan.

B.     Faktor Resiko Diabetes
Diabetes mellitus (DM) atau biasa dikenal dengan kencing manis merupakan  penyakit yang dapat menyerang semua kalangan dan usia. Penyebab terjadinya Diabetes mellitus (DM) belum diketahui secara pasti. Namun, secara garis besar, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Diabetes mellitus, yaitu faktor lingkungan yang meliputi obat, virus, toksisitas, faktor genetik atau keturunan, serta faktor pencetus seperti kegemukan atau kelebihan makan, atau kekurangan makan, kurang gerak, kehamilan kekurangan produksi insulin atau penyakit hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin (Surbekti, 1999 dalam Siti Zulaekah dan Yuli Kusumawati 2008).
Meskipun semua manusia beresiko menderita Diabetes mellitus, ada beberapa kelompok atau kategori yang beresiko tinggi terhadap Diabetes mellitus antara lain sebagai berkut:
1.      Usia > 45 tahun.
2.      Berat badan lebih (BBR > 110% atau IMT > 25 kg/m).
3.      Hipertensi ( >140/90 mmHg).
4.      Ibu dengan riwayat melahirkan bayi > 4000 gram.
5.      Pernah diabetes sewaktu hamil.
6.      Riwayat keturunan Diabetes mellitus.
7.      Kolesterol HDL < 35 mg/dl atau trigliserida > 250 mg/dl.
8.      Kurang aktivitas fisik.
9.      Faktor ekonomi, terutama pada masalah tidak terpenuhinya nutrisi (Nina Rahmadiliyani dan Abi Muhlisin, 2008).
10.  Merokok dan Stress.
11.  Kerusakan pada sel pankreas

C.     Diagnosis Diabetes
Gejala DM seperti rasa haus serta poliuria (banyak berkemih), polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan) . Standarisasi kriteria bagi penegakan diagnosis dan klasifikasi DM yang diusulkan oleh the National Diabetes Data Group of the USA (NDDG) dan komite pakar pada WHO menghasilkan keseragaman hingga taraf tertentu bagi berbagai penelitian global terhadap kelainan metabolik tersebut. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan 75 gram glukosa digunakan untuk membedakan antara DM dan bukan DM.
            Cara penegakan diagnosis Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut :
1.      Hasil pemeriksaan glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl (11,1mmol/l)
2.      FPG (kadar glukosa puasa) ≥ 126 mg/dl (7,0 mmol/l)
3.      Glukosa plasma 2 jam setelah makan ( 2 jam pp) ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/l) selama pelaksanaan TTGO
4.      Untuk keperluan skrining pada populasi dapat di gunakan criteria kadar glukosa puasa atau 2 jam pp sesudah pemberian per oral 75 gram glukosa.
Untuk ibu hamil dengan usia kehamilan antara 24 dan 28 minggu, The American Diabete Assosiation (ADA) merekomendasikan skrining dengan mengukur kadar glukosa plasma 1 jam sesudah pemberian oral 50 gram.

D.    Upaya Pencegahan Dan Pengelolaan Diabetes
Diabetes mellitus merupakan alah satu penyakit yang bersifat genetik. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan pengelolaan untuk dapat mengurangi resiko penurunan penyakit diabetes mellitus pada keturunan. Adapun upaya epidemiologis yang dapat dilakukan meliputi:
1.      Upaya pencegahan.
Upaya pencegahan dilakukan dengan tujuan agar kelompok yang beresiko terpapar diabetes mellitus tidak jatuh menjadi kasus DM yang baru. Tindakan pencegahan dapat dilakukan melalui upaya khusus, seperti pembentukan konsultan gizi. Selain itu, upaya pencegahan dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui kesadaran untuk mengubah kebiasaan buruk yang dapat memicu timbulnya Diabetes mellitus, seperti merokok, makan makanan berkolesterol tinggi, malas berolahraga, mengonsumsi makanan ringan (junk food), kurang mengonsumsi makanan berserat, dan pola hidup yang tidak sehat lainnya.
2.      Upaya pengelolaan.
Seperti kita ketahui, Diabetes tidak dapat diobati. Namun, dapat dikontrol untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi sehingga penderita dapat terbebas dari keluhan serta gejalah diabetes.
Pengelolaan Diabetes mellitus merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam penanganan Diabetes mellitus. Keberhasilan penanganan Diabetes mellitus tergantung pada 4 (empat) pilar utama dalam pengelolaan Diabetes mellitus, yaitu : penyuluhan, perencanaan makan, latihan jasmani atau fisik pengobatan,  Dalam hal pengobatan, penderita Diabetes mellitus diharapkan dapat mengakses pelayanan pengobatan, memilih dan memakai bentuk pengobatan yang sesuai dan patuh melaksanakan upaya pengobatan, serta makan obat sesuai dengan petunjuk klinis penyakitnya (M.N. Bustan, 2007).

                        Penanganan diabetes mellitus meliputi:
1.      Terapi gizi yang mencakup modifikasi diet.
2.      Exercise atau olahraga. Latihan fisik secara teratur akan memperbaiki metabolisme glukosa dan sensitifitas insulin, memperbaiki tekanan darah dan liquid darah.
3.      Manajemen obat. Untuk mengendalikan hiperglikemia, diperlukan Obat Hipeglikemik Oral (OHO) dalam pengobatan DM tipe 2.
4.      Edukasi DM.
Terapi diit adalah penatalaksanaan gizi paling penting pada penderita DM. Tanpa pengaturan jadwal dan jumlah makanan serta kualitas makanan sepanjang hari, sulit mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam batas normal.Bila dibiarkan dalam jangka waktu lama, akan mengakibatkan komplikasi baik akut atau kronis, yang pada akhirnya dapat membahayakan keselamatan penderita DM sendiri atau mempengaruhi produktivitas kerja.
Untuk mencegah Diabetes Mellitus (DM) dapat pula diterapkan hidup sehat sedini mungkin dengan mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang dengan meningkatkan konsumsi sayuran, buah dan serat, membatasi makanan yang tinggi karbohidrat, protein dan lemak, mempertahankan BB yang normal sesuai dengan umur dan tinggi badan (TB) serta olah raga (OR) teratur sesuai umur dan kemampuan. Hal ini merupakan peringatan untuk selalu menerapkan pola makan mengacu pada gizi seimbang, melakukan olahraga teratur, agar terhindari dari penyakit DM.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronik multifaktoral yang mempengaruhi metabolisme pada karbohidrat dan protein akibat hiperglikemia kronik. Penyakit ini tadak dapat disembuhkan, tetapi dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengelolaan / kontrol pada penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi.
B.     Saran.
Untuk mencegah Diabetes Mellitus (DM) harus diterapkan pola hidup sehat, seperti : melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang berserat, menghindari merokok, dan menghindari stress. Peran serta mastyarakat dalam mencegah dan mengelola Diabetes Mellitus harus ditingkatkan, terutama pada keluarga penderita dan tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA


Bustan. M.n. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta : Jakarta

Direktur Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI. 2003. Peran Diit Dalam Penanggulangan Diabete. Diakses 5 Oktober 2010

Gibney, Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC : Jakarta

Hassan, Asim, dkk. 2010. A Case of Unilateral Adrenal Hyperplasia. International Journal of Diabetes Mellitus : Saudi Arabia.

International  Journal of Diabetes Mellitus. 2010. Diabetes epigenetics : Fact or Fiction. www. Elsevier. Com/ locate/ijdm, 5 oktober 2010.

Merki, Mary Bronson. 1982. Health A Guide to Wellness. Glencoe : New York.

Rahmadiliyani, Nina, dkk. 2008. Hubungan antara Pengetahuan Tentang Penyakit dan Komplikasi pada Penderita Diabetes Melitus dengan Tindakan Mengontrol Kadar Gula Darah di Wilayah Kerja Puskesmas di Gatak Sukoharjo. http://eprints.ums.ac.id/1596/1/64-72.pdf, 5 Oktober 2010.

S., Mahajan. 2003. Cutaneous Manifestation of Diabetes Melitus. http://www.ijdvl.com/article.asp?issn=0378-6323;year=2003;volume=69;issue=2;spage=105;epage=108;aulast=Mahajan, 6 Oktobe 2010.

Turya. 2010. Karya Tulis Ilmiah : Diabetes Mellitus. http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/karya-tulis-ilmiah-diabetes-melitus.html, diakses 5 Oktober 2010.

Zulaekah, Siti , dkk. 2008. Pendidikan Kesehatan dan Gizi pada Kelompok Ibu-ibu Pkk dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Penyakit Diabetes Melitus. http://eprints.ums.ac.id/1041/1/2008v1n2-a3.pdf, 5 Oktober 2010.